Psikologi Manajemen
BAB I
PENDAHULUAN
Latihan (training) adalah suatu bagian yang integral dari kemantapan dalam program latihan atau pekerjaan yang sedang kita kerjakan. Sepanjang tahun begitu banyak latihan perusahaan diadakan, yaitu latihan silih berganti dengan jenis dan biaya yang bercamam-macam.
Latihan kelihatannya dilakukan bukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu, melainkan demi latihan itu sendiri. Suatu program latihan dapat dilakukan untuk memperoleh hasil-hasil yang spesifik. Dan dapat dirancang sedemikian rupa sehingga manajemen memperoleh umpan balik yang dapat diukur, yang dapat menyatakan apakah program itu memberi hasil atau tidak.
Dalam latihan, pendekatan sistem bukanlah merupakan suatu perkembangan yang baru. Penggunaannya dalam industri sangat bernilai. Yakni dengan adanya pendekatan maka seseorang akan dengan mudah menilai suatu program latihan tersebut.[1] Namun bagaimanapun penilaian ini bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang mudah, akan tetapi memerlukan waktu dan kesabaran dalam prosesnya.
BAB II
CARA MENILAI PROGRAM LATIHAN
A. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah fungsi organik administrasi dan manajemen yang terakhir. Definisinya ialah “Proses pengukuran dan pembandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai”.[2]
Penilaian sebagai salah satu fungsi manajemen yang berurusan dan berusaha untuk mempertanyakan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan dari suatu rencana sekaligus mengukur se-objektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung maupun yang tidak mendukung sesuatu rencana.
Secara eksplisit, pengertian penilaian sering digunakan untuk menunjukkan tahap-tahap di dalam siklus pengelolaan proyek, yang secara umum dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Penilaian pada tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan ini mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan kemungkinan terhadap cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Untuk itu diperlukan berbagai teknik yang dapat dipakai oleh perencana. Satu hal
yang patut dipertimbangkan adalah bahwa metode-metode yang ditempuh dalam pemilihan prioritas ini tidak selalu sama untuk setiap keadaan, melainkan berbeda-beda menurut hakekat dan permasalahannya sendiri.
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan
Penilaian ini merupakan suatu kegiatan melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana. Pada tahap ini seorang penilai melihat apakah pelaksanaan proyek yang dikerjakan sudah sesuai dengan yang direncanakan untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Penilaian pada tahap purna pelaksanaan
Disini penilaian hampir sama dengan pengertian evaluasi pada tahap pelaksanaan, hanya perbedaannya yang di nilai dan dianalisa bukan lagi tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana, tetapi hasil hasil pelaksanaan dibanding dengan rencana, yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.[3]
B. Cara Penilaian
Sejumlah besar manajer, tidak sanggup menerangkan, walaupun secara umum bagaimana yang dilatih itu diharapkan untuk bertindak dan berperilaku sesudah program latihan yaitu berbeda dari cara dan perilakunya pada waktu mulai atau sebelum latihan.
Menurut pendekatan sistem, suatu program latihan dapat dirancang seperti suatu pabrik pemanasan atau sistem yang lain. Yang pertama-tama harus diberikan adalah pernyataan yang jelas tentang misi itu, atau suatu pernyataan tentang apa yang diandaikan akan dilaksanakan program itu.
Sesudah misi itu dijelaskan, maka unsur-unsur dari program itu haruslah dijelaskan secara khusus. Segala sesuatu mesti dijelaskan dalam rangka misi itu.
Pemilihan sarana pengajaran harus bertujuan untuk memenuhi satu kriteria penting pemenuhan misi tadi. Dan itu harus diikuti sampai akhir. Ukuran sistem itu ialah keefektifan hasilnya. Jika seorang yang sudah mengikuti latihan itu tidak dapat juga melakukan tugas atau pekerjaannya dengan lebih baik, maka dia harus dinilai kembali.
Langkah-langkah untuk menerapkan pendekatan sistem dalam latihan adalah:
a. Tentukanlah kecakapan atau perilaku mana yang akan dipelajari oleh orang yang mengikuti latihan itu.
b. Rencanakan instruksi secara khusus untuk mencapai prestasi tertentu.
c. Nilai atau ukurlah dengan teliti untuk mengetahui berapa banyak yang sudah dicapai atau diperoleh.
d. Analisalah hasilnya untuk mengetahui dan menentukan sebab-sebab dari kegagalan, kalau ditemukan.
e. Perbaharuilah program itu dengan mencoba suatu pendekatan yang berbeda jika diperlukan.
f. Adakanlah penilaian terhadap kemajuan secara keseluruhan.[4]
Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam penilaian adalah :
1. Menentukan tujuan yang realistis dan pragmatis.
2. Menentukan standard kualitas pekerjaan yang diharapkan.
3. Meneliti sampai pada tingkat apa standard yang telah ditentukan itu dapat dicapai.
4. Mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan baik penyesuaian rencana, oraganisasi, cara motivasi atau pengawasan.
Secara filosofis dapat dikatakan bahwa sesuatu yang sudah berhenti bertumbuh dan berkembang sudah mulai mengarah kepada kematian. Yang dimaksud bertumbuh dan berkembang di sini terutama berarti:
1. Organisasi semakin mampu meningkatkan produktivitasnya.
2. Tidak berhenti pada sesuatu status quo efesiensi.
3. Semakin terlihat adanya “organization performance” yang makin efesien.
4. Semakin kurang diombang-ambingkan oleh “ups and downs” situasi sekelilingnya.
5. Dengan cepat dapat mengambil manfaat dari perkembangan di luar organisasi, terutama perkembangan di bidang teknologi.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pada bab yang terdahulu dapatlah penulis menyimpulkan bahwa: “Penilaian adalah proses pengukuran dan perbandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.”
Secara eksplisit, pengertian penilaian sering digunakan untuk menunjukkan tahap-tahap di dalam siklus pengelolaan proyek, yang secara umum dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Penilaian pada tahap perencanaan.
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan.
3. Penilaian pada tahap purna pelaksanaan.
Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam penilaian, yaitu:
1. Menentukan tujuan yang realistis dan pragmatis.
2. Menentukan standard kualitas pekerjaan yang diharapkan.
3. Meneliti sampai pada tingkat apa standart yang telah ditentukan itu dapat dicapai.
4. Mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, baik penyesuaian rencana, organisasi, cara motivasi ataupun pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Mortimer R. Fienberg, dkk, Psikologi Manajemen, Penerbit Mitra Utama, Jakarta, 1996.
Sondang P. Siagian, M. P. A. , Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta, 1991.
Drs. Firman B. Aji, Drs. S. Martin Sirait, Perencanaan dan Evaluasi, Bumi Aksara, Jakarta, 1990.
[1] Mortimer R. feinberg, dkk. Psikologi Manajemen, Penerbit Mitra Utama , Jakarta. 1996. Hlm. 45.
[2] Sondang P. Siagian, M.P.A., Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta . hlm. 41.
[3] Drs. Firman B.Aji, Drs. S.Martin Sirait, Perencanaan dan Evaluasi,Bumi aksara,Jakarta 1990. Hlm. 31-32.
[4] Mortimer R. Feiberg, dkk, Op. Cit, halaman. 47-48.
[5] Sondang P. Siagian, M. P. A.., Ph. D.,Op. Cit, halaman 141
BAB I
PENDAHULUAN
Latihan (training) adalah suatu bagian yang integral dari kemantapan dalam program latihan atau pekerjaan yang sedang kita kerjakan. Sepanjang tahun begitu banyak latihan perusahaan diadakan, yaitu latihan silih berganti dengan jenis dan biaya yang bercamam-macam.
Latihan kelihatannya dilakukan bukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu, melainkan demi latihan itu sendiri. Suatu program latihan dapat dilakukan untuk memperoleh hasil-hasil yang spesifik. Dan dapat dirancang sedemikian rupa sehingga manajemen memperoleh umpan balik yang dapat diukur, yang dapat menyatakan apakah program itu memberi hasil atau tidak.
Dalam latihan, pendekatan sistem bukanlah merupakan suatu perkembangan yang baru. Penggunaannya dalam industri sangat bernilai. Yakni dengan adanya pendekatan maka seseorang akan dengan mudah menilai suatu program latihan tersebut.[1] Namun bagaimanapun penilaian ini bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang mudah, akan tetapi memerlukan waktu dan kesabaran dalam prosesnya.
BAB II
CARA MENILAI PROGRAM LATIHAN
A. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah fungsi organik administrasi dan manajemen yang terakhir. Definisinya ialah “Proses pengukuran dan pembandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai”.[2]
Penilaian sebagai salah satu fungsi manajemen yang berurusan dan berusaha untuk mempertanyakan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan dari suatu rencana sekaligus mengukur se-objektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung maupun yang tidak mendukung sesuatu rencana.
Secara eksplisit, pengertian penilaian sering digunakan untuk menunjukkan tahap-tahap di dalam siklus pengelolaan proyek, yang secara umum dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Penilaian pada tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan ini mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan kemungkinan terhadap cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Untuk itu diperlukan berbagai teknik yang dapat dipakai oleh perencana. Satu hal
yang patut dipertimbangkan adalah bahwa metode-metode yang ditempuh dalam pemilihan prioritas ini tidak selalu sama untuk setiap keadaan, melainkan berbeda-beda menurut hakekat dan permasalahannya sendiri.
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan
Penilaian ini merupakan suatu kegiatan melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana. Pada tahap ini seorang penilai melihat apakah pelaksanaan proyek yang dikerjakan sudah sesuai dengan yang direncanakan untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Penilaian pada tahap purna pelaksanaan
Disini penilaian hampir sama dengan pengertian evaluasi pada tahap pelaksanaan, hanya perbedaannya yang di nilai dan dianalisa bukan lagi tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana, tetapi hasil hasil pelaksanaan dibanding dengan rencana, yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.[3]
B. Cara Penilaian
Sejumlah besar manajer, tidak sanggup menerangkan, walaupun secara umum bagaimana yang dilatih itu diharapkan untuk bertindak dan berperilaku sesudah program latihan yaitu berbeda dari cara dan perilakunya pada waktu mulai atau sebelum latihan.
Menurut pendekatan sistem, suatu program latihan dapat dirancang seperti suatu pabrik pemanasan atau sistem yang lain. Yang pertama-tama harus diberikan adalah pernyataan yang jelas tentang misi itu, atau suatu pernyataan tentang apa yang diandaikan akan dilaksanakan program itu.
Sesudah misi itu dijelaskan, maka unsur-unsur dari program itu haruslah dijelaskan secara khusus. Segala sesuatu mesti dijelaskan dalam rangka misi itu.
Pemilihan sarana pengajaran harus bertujuan untuk memenuhi satu kriteria penting pemenuhan misi tadi. Dan itu harus diikuti sampai akhir. Ukuran sistem itu ialah keefektifan hasilnya. Jika seorang yang sudah mengikuti latihan itu tidak dapat juga melakukan tugas atau pekerjaannya dengan lebih baik, maka dia harus dinilai kembali.
Langkah-langkah untuk menerapkan pendekatan sistem dalam latihan adalah:
a. Tentukanlah kecakapan atau perilaku mana yang akan dipelajari oleh orang yang mengikuti latihan itu.
b. Rencanakan instruksi secara khusus untuk mencapai prestasi tertentu.
c. Nilai atau ukurlah dengan teliti untuk mengetahui berapa banyak yang sudah dicapai atau diperoleh.
d. Analisalah hasilnya untuk mengetahui dan menentukan sebab-sebab dari kegagalan, kalau ditemukan.
e. Perbaharuilah program itu dengan mencoba suatu pendekatan yang berbeda jika diperlukan.
f. Adakanlah penilaian terhadap kemajuan secara keseluruhan.[4]
Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam penilaian adalah :
1. Menentukan tujuan yang realistis dan pragmatis.
2. Menentukan standard kualitas pekerjaan yang diharapkan.
3. Meneliti sampai pada tingkat apa standard yang telah ditentukan itu dapat dicapai.
4. Mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan baik penyesuaian rencana, oraganisasi, cara motivasi atau pengawasan.
Secara filosofis dapat dikatakan bahwa sesuatu yang sudah berhenti bertumbuh dan berkembang sudah mulai mengarah kepada kematian. Yang dimaksud bertumbuh dan berkembang di sini terutama berarti:
1. Organisasi semakin mampu meningkatkan produktivitasnya.
2. Tidak berhenti pada sesuatu status quo efesiensi.
3. Semakin terlihat adanya “organization performance” yang makin efesien.
4. Semakin kurang diombang-ambingkan oleh “ups and downs” situasi sekelilingnya.
5. Dengan cepat dapat mengambil manfaat dari perkembangan di luar organisasi, terutama perkembangan di bidang teknologi.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pada bab yang terdahulu dapatlah penulis menyimpulkan bahwa: “Penilaian adalah proses pengukuran dan perbandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.”
Secara eksplisit, pengertian penilaian sering digunakan untuk menunjukkan tahap-tahap di dalam siklus pengelolaan proyek, yang secara umum dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Penilaian pada tahap perencanaan.
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan.
3. Penilaian pada tahap purna pelaksanaan.
Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam penilaian, yaitu:
1. Menentukan tujuan yang realistis dan pragmatis.
2. Menentukan standard kualitas pekerjaan yang diharapkan.
3. Meneliti sampai pada tingkat apa standart yang telah ditentukan itu dapat dicapai.
4. Mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, baik penyesuaian rencana, organisasi, cara motivasi ataupun pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Mortimer R. Fienberg, dkk, Psikologi Manajemen, Penerbit Mitra Utama, Jakarta, 1996.
Sondang P. Siagian, M. P. A. , Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta, 1991.
Drs. Firman B. Aji, Drs. S. Martin Sirait, Perencanaan dan Evaluasi, Bumi Aksara, Jakarta, 1990.
[1] Mortimer R. feinberg, dkk. Psikologi Manajemen, Penerbit Mitra Utama , Jakarta. 1996. Hlm. 45.
[2] Sondang P. Siagian, M.P.A., Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta . hlm. 41.
[3] Drs. Firman B.Aji, Drs. S.Martin Sirait, Perencanaan dan Evaluasi,Bumi aksara,Jakarta 1990. Hlm. 31-32.
[4] Mortimer R. Feiberg, dkk, Op. Cit, halaman. 47-48.
[5] Sondang P. Siagian, M. P. A.., Ph. D.,Op. Cit, halaman 141
0 comments:
Post a Comment